0

Tak Pernah dan Tak Akan Pernah

Kita itu ada, karena ada aku dan kamu.
Aku dan kamu yang tidak pernah bersama.
Tidak pernah benar-benar bersama.
Tidak akan pernah menyatu.
Tidak pernah ada, kita.
Dan, memang tidak akan pernah ada kita.
Ibarat minyak dan air.
Tak pernah benar-benar bersama.
Tak akan pernah menyatu; kita berbeda.
Tak seperti gula dan air.
Mereka benar-benar bersama.
Mereka sungguh-sungguh bersatu.
Bisakah, aku dan kamu seperti gula dan air?
Menjadi kita.

0

Mantan

Mantan itu seseorang yg telah membuat kita kecewa, sedih, dan sakit. Sakit yg sangat menusuk dan membuat kita menangis semalaman. Tapi ingatlah, dulu dia pernah membuat mu bahagia ketika bersamanya. Jalan berdua bareng, makan bareng, nonton bioskop, dan menjalani hidup selalu berdua bersamanya. Tiap hari smsan, telponan. Tidak ada satu hari pun bolong tanpa berhubungan dengan dia. Tapi suatu hari itu pun datang, dimana kita tidak saling berhubungan lagi. Kita saling marahan, saling menghina, dan mencaci maki karena keegoisan dan emosi yg tidak bisa dikendalikan. Sehingga itu pun membuat hubungan kita pun berakhir.

0

Tetap


Sudah tak nampak jelas lagi bagaimana rapuhnya. Tak tersentuh betapa banyaknya retakan. Tak terhitung betapa banyak kepingan. Tak tertampung lagi betapa banyak air mata. Hanya kata-kata yang tertahan. Tertahan untuk terucap. Karena rasanya air mata yang menetes sudah cukup menjelaskan. Menjelaskan setiap perasaan yang terasa, perasaan yang terperangkap.
Hati ini masih tetap tertahan, pada orang yang sama, dan akan terus seperti itu. Sikap diam-ku ini tak akan kutunjukkan, apalagi padamu. Meskipun, terasa lelah. Namun, semakin terbiasa. Lelah mengumpat dari air mata yang memaksa untuk menetes. Lelah memaksakan untuk mengembangkan sebuah senyuman saat tak bahagia. Lelah untuk bersikap yakin bahwa aku bisa melupakanmu, tapi akhirnya tetap mengingat.
Aku semakin terbiasa, dengan setiap luka hati yang kau torehkan. Semakin terbiasa menahan air mata yang ingin tumpah. Simplenya, terbiasa disakiti. Namun, kamu tetap yang kutuju, sesering apapun kamu menyakitiku. Sesering apapun disakiti, oleh orang yang kamu cintai, kamu akan tetap mencintainya. Percaya.

0

Tangis.

     Air mata tak melulu soal kesedihan. Ada juga air mata kebahagiaan. Tangis pun tak melulu menyakitkan. Bisa juga menjadi wujud ke-terharu-an. Mataku, sudah terhubung dan berkonspirasi sejak lama dengan hati. Ketika hatiku menyadari ada sesuatu yang menyakitkan, khususnya. Mataku yang memerah mulai menjelaskan betapa sakitnya. Kemudian, air yang tergenang di pelupuk sudah menjelaskannya. Lalu, air mataku yang menetes semakin jauh lebih menjelaskan sakitnya.
     Awalnya air mata ini memang wujud sebuah kesedihan. Karena suatu hal yang menyakitkan hinggal meremukkan hati. Bagaimana aku bisa tidak sakit, kalau aku mengetahui kamu sudah bersamanya? Aku sudah berusaha menahannya. Sekuat mungkin. Sekeras yang aku bisa. Tapi akhirnya aku juga menyerah. Karena dengan tangisku, bisa mereda sedikit sakit hatiku.
     Kemudian, air mata yang mulai membanjiri ini menjadi salah satu bentuk syukurku pada Tuhan. Aku masih diberikan perasaan untuk merasakan hal yang mematikan sekalipun. Aku masih diizinkan untuk menangis. Dan, aku masih disadarkan sebelum aku jatuh terlalu dalam, mencintaimu. Aku pun yakin, bukan suatu hal yang mustahil bagiku untuk melupakanmu, jika Tuhan sudah meng-iya-kan.

Sumber: @HervinaNH

0

Kenangan :")

     Kenangan itu manis, asem, asin, rame rasanya.. Banyak orang ingin melupakan setiap kenangannya bersama seseorang yang dulu pernah bersamanya. Bodoh, iya. Memangnya, saat merindukan seseorang apa lagi yang akan kita ingat kalau bukan kenangan bersamanya? Lagi pula, kenangan memang sudah mutlak enggak bisa dilupakan, itu harga matinya. Sekeras apapun kamu mencoba melupakan, akan semakin kamu mengingatnya. Karena setiap kenangan terekam diotak dan tertanam dihati.
     Kenangan tak seburuk itu untuk dilupakan, kok. Justru kenangan menjadi satu alasan untuk merindu dan mengingat. Semakin banyak hal yang kita lakukan bersama, semakin banyak kenangan yang bisa kuingat saat merindukanmu. Jadi, kamu pilih mengingat kenangan kita yang mana? :")

0

Bahagia yg tertunda.

 Tak sedikit orang yang bilang "Bahagia itu sederhana". Tak jarang hal itu benar. Aku mencintaimu saja sudah cukup bahagia. Sesederhana itu. Tanpa butuh banyak alasan, seperti yang lainnya yang juga mencintaimu, mungkin. Karena kamu tampan, gagah, baik, dan sebagainya, kata mereka. Bukan, itu bukan aku. Jelas. Aku mencintaimu, karena kamu adalah kamu dengan segala hal yang ada di dirimu.
     Bersama sebuah harapan yang masih tertinggal, dihatiku. Kita bisa bersatu. "Bahagia itu sederhana, sesederhana jika kita bersatu". Tapi sayangnya, itu hanyalah impian yang tak akan pernah terwujud. Ketika impian itu hampir saja terjadi, dengan semua usaha yang kulakukan dan sekian lama aku berjuang, namun tak diteruskan. Kamu menyerah. Kamu menyerah pada keadaan yang memojokkan kita, yang memaksa kita juga untuk menyerah. Tapi aku tidak, sedangkan kamu? Kamu membuat bahagia kita tertunda atau bisa dibilang terhenti. Namun, aku tetap bahagia, karena kita masih dapat bersama.

0

Mereka, yang bertahan.

Mereka, yang setiap kali harus menahan sakit.
Yang harus merasakan rasanya cemburu-pun-tak-berhak.
Yang selalu pura-pura tersenyum dibalik raut wajahnya yang berusaha menahan tangis.
Yang selalu berkata "Aku tidak apa-apa" saat ditanya "Kamu kenapa?"
Yang memikirkan seseorang tiap malam atau bahkan memimpikannya.
Mereka, orang-orang yang tetap bertahan.
Berlagak sok tegar padahal tangisannya menggelegar.
Pura-pura menahan tangis padahal hatinya miris.
Mereka yang berusaha kuat dibalik kerapuhannya.
Yang hanya dikarenakan oleh seseorang.
Seseorang yang menggenggam harapannya.
Mereka yang masih terus bertanya, akan bagaimana harapannya yang di izinkan untuk digenggam oleh seseorang itu?
Tetap di genggam-kah? Atau bahkan dilepaskan begitu saja?
Rasanya, seperti hidup dalam ketidakpastian.
Namun, mereka tetap bertahan.
Bertahan untuk terus mencintainya.

0

Buat Seseorang! #NoMention

Ada banyak yang nggak kamu tau
Salah satunya, aku
Aku tau kamu, tapi kamu nggak tau aku
Mungkin lebih baik begitu, kan?
Agar aku lebih puas memperhatikan setiap kamu, tanpa kamu harus risih atau gelisah
Agar cukup hatiku yang sedih melihat kamu bersamanya, tanpa kamu harus merasa bersalah
Agar aku lebih bebas menangisimu, tanpa kamu harus mengahapus air mata dari pipiku
Agar aku bisa terus tetap menunggumu, diam-diam.
Kamu pasti nggak tau, kalau ada sepasang mata yang memperhatikan setiap gerak-gerikmu
Kamu pasti nggak tau, ada tetesan air mata seseorang saat melihat kamu bersamanya
Kamu juga pasti nggak tau, kalau ada seseorang yang setia nunggu kamu meskipun dia tau penantiannya akan sia-sia, dan
Kamu juga pasti nggak tau, kalau ada seseorang yang mencintai kamu, diam-diam.
Tapi, sesaat aku ingin kamu tau, aku.
Aku ingin kamu sadar kalau ada seseorang yang lainnya, aku.
Ada mata aku yang selalu memeperhatikan kamu.
Ada air mata yang menetes dari mataku saat aku sadar kalau kau telah bersamanya.
Ada hatiku juga yang setia menunggu kamu, tanpa kenal rasanya sakit.
Akan selalu ada aku.
Tanpa kamu ketahui, dan
Semua hal itu tanpa kamu sadari.
Percayakah?

Copyright © 2009 Egi Jonathan All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.